Di tengah hiruk-pikuk Kota Jakarta Barat, SMP Negeri 190 berdiri gagah sebagai salah satu lembaga pendidikan negeri yang telah terakreditasi A sejak 2019. Berlokasi di Jl. Prepedan Kamal, Kelurahan Kamal, Kecamatan Kali Deres, sekolah ini tidak hanya dikenal dengan prestasi akademik siswanya yang mencapai 663 jiwa (dengan komposisi 343 siswa laki-laki dan 320 siswa perempuan), tetapi juga komitmennya dalam mengintegrasikan pembelajaran inovatif. Salah satu kegiatan unggulan yang baru-baru ini digelar adalah Science Numeration di Lapangan Sekolah, sebuah program pendidikan luar ruang yang memadukan ilmu pengetahuan alam (science) dengan literasi numerik (numeration) untuk membangun pemahaman siswa secara holistik dan menyenangkan.
Latar Belakang Kegiatan
SMPN 190 Jakarta selalu menekankan pendekatan pembelajaran yang berbasis pengalaman, sesuai dengan visi sekolah untuk menciptakan generasi muda yang tidak hanya pintar secara akademis, tetapi juga adaptif terhadap tantangan lingkungan sekitar. Kegiatan Science Numeration ini merupakan bagian dari program Kurikulum Merdeka yang diadaptasi secara lokal, di mana siswa kelas VII hingga IX diajak untuk menerapkan konsep matematika dan sains dalam konteks nyata. Lapangan sekolah yang luas dan hijau menjadi arena ideal untuk kegiatan ini, memanfaatkan fasilitas seperti lapangan olahraga dan taman sekolah yang telah dilengkapi dengan akses internet gratis untuk mendukung eksplorasi digital.
Kegiatan ini digelar pada Sabtu pagi, 11 Oktober 2025, sebagai rangkaian Hari Sains Nasional. Dengan dibimbing oleh 28 guru profesional—termasuk tim IPA dan Matematika—program ini bertujuan untuk mengatasi tantangan umum di sekolah perkotaan: membuat pelajaran abstrak seperti perhitungan volume atau siklus air menjadi lebih relatable melalui aktivitas hands-on. “Kami ingin siswa merasakan bagaimana angka dan sains ada di sekitar kita, bukan hanya di buku teks,” ujar Bu Siti, Kepala Sekolah SMPN 190, dalam sambutannya.
Deskripsi Kegiatan
Kegiatan dimulai pukul 08.00 WIB dengan apel singkat di lapangan utama, dihadiri oleh ratusan siswa, orang tua, dan undangan dari Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat. Setelah itu, siswa dibagi menjadi enam stasiun rotasi, masing-masing bertema integrasi science dan numeration. Berikut adalah highlight dari setiap stasiun:
- Stasiun Pengukuran Lingkungan (Numeration + Geometri) Siswa menggunakan meteran dan aplikasi mobile untuk mengukur luas lapangan sekolah, menghitung volume tanah di taman, dan merancang model miniatur irigasi sederhana. Mereka belajar konsep luas trapesium sambil mengamati pola drainase alami di sekitar Kali Deres, yang kaya akan ekosistem urban.
- Stasiun Eksperimen Air (Science + Statistik) Di area kolam kecil buatan, siswa melakukan uji pH air hujan dan menghitung rata-rata curah hujan berdasarkan data cuaca Jakarta. Menggunakan rumus statistik dasar, mereka memprediksi dampak banjir musiman—sebuah isu relevan bagi warga Kali Deres—dan menyajikannya dalam bentuk grafik sederhana.
- Stasiun Tanaman Pintar (Biologi + Aljabar) Siswa menanam bibit sayuran hidroponik sambil menyelesaikan persamaan linier untuk menghitung dosis pupuk optimal. Aktivitas ini menekankan hubungan antara pertumbuhan tanaman dengan variabel numerik, seperti laju fotosintesis, sambil mendiskusikan keberlanjutan pangan di Jakarta.
- Stasiun Fisika Gerak (Fisika + Kalkulasi Kecepatan) Menggunakan bola dan stopwatch, siswa mengukur kecepatan lemparan di lapangan basket, menerapkan rumus kinematika. Ini bukan hanya soal hitung-hitungan, tapi juga keselamatan: siswa belajar menghindari cedera melalui pemahaman vektor gerak.
- Stasiun Data Lingkungan (Data Science + Probabilitas) Dengan tablet sekolah, siswa mengumpul data suhu dan kelembaban udara, lalu menghitung probabilitas hujan berdasarkan pola historis. Mereka menyimpulkan bagaimana perubahan iklim memengaruhi kehidupan sehari-hari di Jakarta Barat.
- Stasiun Kolaborasi Kreatif (Interdisipliner) Sebagai penutup, siswa berkelompok membuat poster digital yang menggabungkan hasil dari semua stasiun, menggunakan tools seperti Canva untuk visualisasi data.
Sepanjang kegiatan, siswa mengenakan rompi keselamatan dan sarung tangan, memastikan protokol kesehatan tetap terjaga pasca-pandemi. Total durasi kegiatan adalah empat jam, diakhiri dengan sesi sharing di mana siswa mempresentasikan temuan mereka kepada orang tua.
Manfaat dan Dampak
Kegiatan ini bukan sekadar hiburan, tapi investasi jangka panjang. Berdasarkan survei cepat pasca-acara, 85% siswa melaporkan peningkatan minat terhadap mata pelajaran IPA dan Matematika, sementara orang tua mengapresiasi pendekatan luar ruang yang jarang ditemui di sekolah perkotaan. Secara numerik, program seperti ini terbukti meningkatkan skor AKM (Asesmen Kompetensi Minimum) hingga 15%, sesuai data Kemendikbud.
Lebih dari itu, Science Numeration memperkuat karakter siswa SMPN 190: kolaboratif, kritis, dan peduli lingkungan. Di era digital, kemampuan numerasi bukan hanya menghitung, tapi juga menganalisis data untuk solusi nyata—like memprediksi banjir di Kali Deres atau merancang taman sekolah yang ramah iklim.
Kesimpulan
Kegiatan Science Numeration di lapangan SMPN 190 Jakarta adalah contoh brilian bagaimana sekolah negeri bisa berinovasi tanpa biaya besar, hanya dengan memanfaatkan ruang terbuka dan kreativitas guru. Program ini mengingatkan kita bahwa belajar terbaik terjadi saat siswa “merasakan” ilmu, bukan hanya membacanya.


1 Comment
Terima kasih infonya, semoga SMPN 190 semakin sukses!